Ketika Pemerintah mengumumkan rencana kenaikan BBM, kita (masyarakat) seperti mengambil kesempatan untuk menghujat dan menjatuhkan Pemimpin Republik ini, seolah-olah semua itu atas kesalahan Pemimpin Republik ini. Kita (masyarakat) tidak pernah menyadari atau memiliki rencana (per individu) untuk melakukan penghematan atau penggunaan BBM secara riil cost. Bahkan kita (masyarakat) lebih sering sebagai pemicu naiknya BBM. Siapa pun Pemimpin Republik ini akan melakukan hal yang sama jika kita (masyarakat) sudah lebih dahulu berbuat hal-hal yang mengakibatkan akan terjadi kenaikan BBM.
Kita (masyarakat) yang sudah dikenal pada masyarakat dunia sebagai sosok konsumtif BBM terbesar di dunia, seharusnya menyadari dan sangat malu pada dunia. Pertumbuhan penduduk yang sudah cukup besar, seharusnya harus diimbangi dari setiap individu memiliki kemauan untuk berhemat didalam penggunaan BBM, dari hal-hal yang paling kecil (kebutuhan dapur) hingga paling besar (kebutuhan kendaraan roda dua dan empat).
Memang betul, budaya kita sebagai orang timur harus dipertahankan. Untuk menjamu tamu tidak perlu menyiapkan hidangan yang cuku besar dan mengakibatkan pemakaian BBM untuk operasional dapur menjadi cukup besar. Budaya penyiapan hidangan untuk tamu akan lebih baik diberikan air mineral dalam bentuk kemasan gelas, sehingga tidak perlu menyalakan sarana pengguna BBM untuk menyiapkan teh hangat, kopi hangat atau susu hangat serta menghindari hal-hal yang cukup besar seperti sampai harus membongkar persediaan bahan-bahan mentah di kulkas untuk dimasak dan dihidangkan kepada tamu. Jebloklah kantong makanan persediaan untuk jatah rumah tangga 2 sampai 3 hari kedepan, sehingga akan mempengaruhi kekurangan uang untuk membayar kenaikan BBM, membeli bahan makanan serta kebutuhan saveing (tabungan) dan lain sebagainya.
Memang betul, dengan menggunakan kendaraan pribadi setiap anggota keluarga akan semakin pede pada saat keluar dari rumah. Padahal kondisi seperti itu telah menciptakan 2 persoalan yang bukan baru lagi, seperti pemakaian BBM yang sudah berlipat ganda dengan menggunakan kendaraan lebih dari satu serta akan memicu masyarakat (tetangga) juga ingin berbuat hal yang sama, sebab tanpa kita sadari atau sadari kita (masyarakat Indonesia) sangat menginginkan pujian, meskipun bukan dalam konteks prestasi. Kita (masyarakat) sebagai warga negara Indonesia sangat bangga jika dipuji walau hanya sebagai konsumtif BBM semata.
Kenapa kita tidak pernah bangga kalau hari ini kita sudah dapat menghemat BBM, meskipun hanya setetes?
Introspeksi DIRI DENGAN NAIKNYA BBM
Jun 27, 2010
Label:
Introspeksi DIRI DENGAN NAIKNYA BBM
di
9:46 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment